Nama :YOPILAE
Npm :
17211571
Kelas :
3EA27
Dosen :
Tomy Sumiarso, SE
PENGARUH KEBUDAYAAN
TERHADAP PEMBELIAN KONSUMSI
Kebudayaan
dalam bahasa Inggris disebut culture. Kata tersebut sebenarnya berasal dari
bahasa Latin = colere yang berarti pemeliharaan, pengelolaan tanah
menjadi tanah pertanian. Sedangkan kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta
yaitu kata buddayah. Kata budayyah berasal dari kata budhi atau akal. manusia
memiliki unsur-unsur potensi budaya yaitu pikiran (cipta), rasa dan kehendak
(karsa). Hasil ketiga potensi budaya itulah yang disebut kebudayaan.
Dari uraian diatas dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kebudayaan
itu hanya dimiliki oleh masyarakat manusia
2. Kebudayaan
itu tidak diturunkan secara biologis melainkan diperoleh melalui proses belajar
3. Kebudayaan
itu didapat, didukung dan diteruskan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soedmardjan dan
Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya,rasa, dan cipta
masyarkat. Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedagkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,religi,
seni, dll, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.
KEBUDAYAAN
SEBAGAI TEMPAT SEORANG INDIVIDU MENEMUKAN NILAI-NILAI YANG DIANUTNYA.
Individu tidak lahir dengan
membawa nilai-nilai (values). Nilai-nilai ini diperoleh dan berkembang melalui
informasi, lingkungan keluarga, serta budaya sepanjang perjalanan hidupnya.
Mereka belajar dari keseharian dan menetukan tentang nilai-nilai mana yang
benar dan mana yang salah. Untuk memahami perbedaan nilai-nilai kehidupan ini
sangat tergantung pada situasi dan kondisi dimana mereka tumbuh dan berkembang.
Nilai-nilai tersebut diambil dengan berbagai cara antara lain :
1. Model atau
contoh - dimana individu belajar tentang nilai-nilai yang baik atau yang buruk
melalui observasi perilaku keluarga, sahabat, teman sejawat dan masyarakat
lingkungannya dimana ia bergaul.
2. Moralitas -
diperoleh dari keluarga, ajaran agama, sekolah dan institusi tempatnya bekerja
dan memberikan ruang dan waktu atau kesempatan kepada individu untuk
mempertimbangkan nilai-nilai yang berbeda.
3. Sesuka hati
adalah proses dimana adaptasi nilai-nilai kurang terarah dan sangat tergantung
kepada nilai-nilai yang ada didalam diri seseorang dan memilih serta
mengembangkan sistem nilai-nilai tersebut menurut kemauan mereka sendiri. Hal
ini lebih sering disebabkan karena kurangnya pendekatan, atau tidak adanya
bimbingan atau pembinaan sehingga dapat menimbulkan kebingungan, dan konflik
internal bagi individu tersebut.
4. Penghargaan
dan Sanksi : Perlakuan yang biasa diterima seperti : mendapatkan penghargaan
bila menunjukan perilaku yang baik, dan sebaliknya akan mendapatkan sanksi atau
hukuman bila menunjukan perilaku yang tidak baik.
5. Tanggung
jawab untuk memilih - adanya dorongan internal untuk menggali nilai-nilai
tertentu dan mempertimbangkan konsekuensinya untuk diadaptasi. Disamping itu,
adanya dukungan dan bimbingan dari seseorang akan menyempurnakan perkembangan
sistem nilai dirinya sendiri.
PENGARUH
KEBUDAYAAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN
Pengertian perilaku
konsumen menurut Shiffman dan Kanuk (2000) adalah perilaku yang diperhatikan
konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan
produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat
memuaskan kebutuhannya dengan menkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.
Model Perilaku Konsumen
1. Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan pengaruh paling
luas dan dalam pada perilaku konsumen. Pengiklan harus mengetahui peranan yang
dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah
penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Sub-budaya
dapat dibedakan menjadi empat jenis : kelompok nasionalisme, kelompok
keagamaan, kelompok ras, area geografis.
Kelas-kelas sosial adalah masyarakat
yang relatif permanen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun
secara hierarki dan keanggotaanya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang
serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti
pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan,
kekayaan dan variabel lain.
2. Pengaruh Budaya Yang Tidak Disadari
Dengan adanya kebudayaan, perilaku
konsumen mengalami perubahan. Dengan memahami beberapa bentuk budaya dari
masyarakat, dapat membantu pemasar dalam memprediksi penerimaan konsumen
terhadap suatu produk. Pengaruh budaya dapat mempengaruhi masyarakat secara
tidak sadar.
3. Pengaruh Budaya dapat Memuaskan Kebutuhan
Budaya yang ada di masyarakat dapat
memuaskan kebutuhan masyarakat. Budaya dalam suatu produk yang memberikan
petunjuk, dan pedoman dalam menyelesaikan masalah dengan menyediakan metode
"Coba dan Buktikan" dalam memuaskan kebutuhan fisiologis, personal
dan sosial.
4. Pengaruh Budaya Dapat Dipelajari
Budaya dapat dipelajari sejak seseorang
sewaktu masih kecil, yang memungkinkan seseorang mulai mendapat nilai-nilai
kepercayaan dan kebiasaan dari lingkungan yang kemudian membentuk kepribadian
seseorang. Berbagai macam cara budaya dapat dipelajari. Seperti yang diketahui
secara umum yaitu misalnya ketika orang dewasa dan rekannya yang lebih tua
mengajari anggota keluarganya yang lebih muda mengenai cara berperilaku. Begitu
juga dalam dunia industri, perusahaan periklanan cenderung memilih cara
pembelajaran secara informal dengan memberikan model untuk ditiru masyarakat.
Iklan tidak hanya mampu mempengaruhi persepsi sesaat konsumen mengenai
keuntungan dari suatu produk, namun dapat juga mempengaruhi persepsi generasi
mendatang mengenai keuntungan yang akan didapat dari suatu kategori produk
tertentu.
5. Pengaruh Budaya yang Berupa Tradisi
Tradisi adalah aktivitas yang bersifat
simbolis yang merupakan serangkaian langkah-langkah (berbagai perilaku) yang
uncul dalam rangkaian yang pasti dan terjadi berulang-ulang. Hal yang penting
dari tradisi ini untuk para pemasar adalah fakta bahwa tradisi cenderung masih
berpengaruh terhadap masyarakat yang menganutnya. Misalnya yaitu, natal, yang
selalu berhubungan dengan pohon cemara. Dan untuk tradistradisi misalnya
pernikahan, akan membutuhkan perhiasan-perhiasan sebagai perlengkapan acara
tersebut.
DAMPAK NILAI-NILAI INTI TERHADAP PEMASAR
1. Kebutuhan
Konsep dasar yang melandasi pemasaran
adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa
kehilangan, dan manusia mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks. Semua
kebutuhan berasal dari masyarakat konsumen, bila tidak puas, konsumen akan
mencari produk atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut.
2. Keinginan
Keinginan digambarkan dalam bentuk objek
yang akan memuaskan kebutuhan mereka atau keinginan adalah hasrat akan penawar
kebutuhan yang spesifik. Masyarakat yang semakin berkembang, keinginannya juga
semakin luas, tetapi ada keterbatasan dana, waktu, tenaga dan ruang, sehingga
dibutuhkan perusahaan yang bisa memuaskan keinginan sekaligus memenuhi
kebutuhan manusia dengan menebus keterbatasan tersebut, paling tidak
meminimalisasi keterbatasan sumber daya.
3. Permintaan
Dengan keinginan dan kebutuhan serta
keterbatasan sumber daya tersebut, akhirnya manusia menciptakan permintaan akan
produk atau jasa dengan manfaat yang paling memuaskan. sehingga muncullah
istilah permintaan, yaitu keinginan manusia akan produk spesifik yang didukung
oleh kemampuan dan ketersediaan untuk membelinya.
VARIASI
NILAI PERUBAHAN DALAM NILAI BUDAYA TERHADAP PEMBELIAN DAN KONSUMSI
Nilai budaya memberikan
dampak yang lebih pada perilaku konsumen dimana dalam hal ini dimasukkan ke
dalam kategori-kategori umum yaitu berupa orientasi nilai-nilai lainnya yaitu
merefleksi gambaran masyarakat dari hubungan yang tepat anatar individu dan
kelompok dalam masyarakat. Hubungan ini mempunyai pengaruh yang utama dalam
praktek pemasaran. sebagai contoh, jika masyarakat menilai aktifitas kolektif,
konsumen akan melihat ke arah lain pada pedoman dalam keputusan pembelanjaan
dan tidak akan merespon keuntungan pada seruan promosi untuk "menjadi
seorang individual". Dan begitu juga pada budaya yang individualistik.
Sifat dasar dari nilai yang terkait ini termasuk individual/kolektif, kaum
muda/tua, meluas/batas keluarga, maskulin/feminim, persaingan/kerjasama dan
perbedaan/keseragaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar